Bersantai di Pantai Day 4: City Tour & Going Home

Setelah gw pikir-pikir, cerita hari terakhir ini yang rada susah. Rada susah inget maksudnya, karena banyak interaksi sama tour guide local disana dan juga keterbatasan memori ini hahaha. Ya kalo sekira-kiranya apa yang gw tulis disini ada yg kurang tepat atau nggak tepat sama sekali, silakan Google hehehe..

Nah, di hari terakhir ini, agendanya main ke pulau seberang alias ke pusat kota, sebelum akhirnya kami pulang ke tanah air. Mungkin ini adalah hari yang udah gw tunggu-tunggu sepanjang liburan. Bukan karena gw nggak betah atau nggak menikmati, tapi karena gw pengen mandi yang beneran mandi. Di daerah ini airnya mirip-mirip kayak di arab fufufu. Tapi yaudahlah, tahan-tahanin dulu. Sorenya pan langsung meluncur pulang ehehe.Ā  Abis itu langsung ke dermaga tempat biasa nyeberang di 3 harian ini. Bedanya, kalo kemarin-kemarin kami pergi ke tengah-tengah lautan, hari ini kami pergi ke pusat kota yang mana adalah daerah Male itu sendiri.

Gw baru tau, ternyata dari segitu banyaknya pulau di Maldives, ternyata hampir semua orang perginya ke pusat kota ini, terutama untuk pekerja kantoran, anak sekolahan, sampai PNS-nya sini karena ibukotanya ya ada disini. Kalo berangkat pagi-pagi, isi perahu buat nyeberangnya penuh banget. Perahunya juga beda sama yang dipakai 3 hari kemarin, perahunya memang perahu khusus yang bisa menampung 150-an orang. Nggak cuma orang yang diangkut, motor juga ikut masuk ke perahu.

Oke, sekarang gw lupa si Bapak cerita apa aja, namanya Adam kalo nggak salah (bukan Adam Levine, Adam Jordan, apalagi Adam Suseno). Berhubung gw lupa, jadi share gambar aja yak hehehe..

The couple that travels a lot, stays together ā¤

Luas pulau ini katanya nggak terlalu besar. Kalo mau keliling sehari aja kayaknya udah cukup. Dan untuk beberapa spot kantor pemerintahan nggak bisa difoto. Biasalah, privacy matters. Yang paling seru adalah main ke pasar tradisionalnya, banyak buah-buahan segar yang siap santap.

Baru inget, di Male ini sebenernya lebih banyak pekerja dari luar negara daripada orang lokalnya. Penduduk aslinya mayoritas Muslim, kalopun ada pekerja/warga yang bukan Muslim, bisa dipastikan dia adalah pendatang, biasanya dari Srilanka, India, dan negara lainnya. Untuk yang biasa kerja di pulau-pulau eksotis di tengah laut itu kebanyakan WNA. Kalo nggak salah inget salah satu bartender di Centara Ras Fushi itu ada yang dari Indonesia lho.

At the end of the journey, kami diajak ke tempat beli souvenir yang lokasinya ada di gang-gang gitu. We couldn’t come here without Mr. Adam’s help. But as far as I see yak, memang Maldives itu dirancang untuk liburan leyeh-leyeh, agak kurang cocok buat jiwa “My Trip My Adventure” kayak gua :3

Waktu makan siang pun tiba, sebelum berangkat ke bandara kami cari makan siang dulu karena dari hotel udah nggak provide lagi. Kebetulan di belakang hotel, ada hotel yang restorannya (kelihatannya) menarik. Di depannya ada penyewaan sepeda keliling pula. Masuk ke dalam, lihat-lihat menu, kayaknya enak tuh biarpun makanannya cuma sebangsa nasi goreng seafood. Begitu makanan datang, penampakannya menggoda. Tapi rasanya….. biasa aja, asin doang. Yaudahlah dimakan aja, toh ludes juga hahahaha. Sampai di bandara, ternyata masih ada jeda waktu nunggu yang agak lama. Dimanfaatkan untuk tidur-tidur ayam dan makan lageee šŸ˜† Pasti nggak bakalan tahan lama sih, tapi lumayan dah buat ganjel sebelum transit di KLIA. Transitnya juga lama banget di KLIA, hampir 12 jam-an. Tapi sayang nggak bisa tidur nyenyak karena takut kebablasan dan ketinggalan pesawat.

Sekian cerita liburan yang udah basi banget ini. Masih ada cerita liburan lain yang rasanya tak ingin ku tuangkan disini. But for the sake of my boba drink’s reward and accomplishing my yearly goals, I must have the content šŸ˜€

Leave a Comment